Narasiriau.id-RIAU - Penyimpangan perilaku organisasi dalam pendidikan merupakan ancaman serius yang tidak hanya merugikan institusi, tetapi juga masa depan generasi penerus. Oleh karena itu, upaya kolektif untuk mencegah dan mengatasi penyimpangan harus menjadi prioritas. Dengan tata kelola yang baik, budaya organisasi yang sehat, dan kepemimpinan yang berintegritas, organisasi pendidikan dapat kembali berupaya menjadi pilar pembangunan bangsa.
Penyimpangan perilaku organisasi dalam dunia pendidikan juga merupakan salah satu tantangan besar yang dapat menghambat tercapainya tujuan organisasi, seperti peningkatan kualitas layanan pendidikan. Penyimpangan ini sering kali muncul karena kurangnya akuntabilitas, rendahnya integritas, dan lemahnya budaya organisasi yang sehat.
Salah satu contoh nyata adalah yang diotorisasi oleh pemimpin pendidikan, seperti kepala sekolah atau rektor, yang memprioritaskan kepentingan swasta atau kelompok tertentu di atas lembaga kepentingan. Hal ini dapat dilihat dari praktik korupsi dalam pengelolaan anggaran pendidikan, nepotisme dalam merekrut tenaga pendidik, atau kurang transparannya pengambilan keputusan yang berujung pada ketidakpuasan anggota organisasi.
Selain itu, penyimpangan perilaku juga dapat terjadi pada tingkat individu, seperti tenaga pendidik yang tidak menjalankan praktik secara profesional, misalnya malas mengajar, tidak mempersiapkan materi ajar dengan baik, atau bahkan terlibat dalam tindakan tidak etis seperti diskriminasi terhadap siswa. Hal ini menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi tumbuhnya budaya belajar yang sehat.
Penyebab utama penyimpangan ini biasanya tertanam pada lemahnya tata kelola organisasi. Ketidaktegasan dalam menegakkan aturan, rendahnya pengawasan, serta minimnya mekanisme yang diberikan dan memberikan kontribusi terhadap munculnya perilaku menyimpang. Di sisi lain, budaya organisasi yang kurang mendukung kerja sama, inovasi, dan integritas juga dapat memicu terjadinya penyimpangan.
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan upaya sistematis yang melibatkan berbagai pihak. Pertama, organisasi pendidikan perlu memperkuat sistem pengawasan dan akuntabilitas, baik secara internal maupun eksternal. Kedua, penanaman nilai-nilai etika, integritas, dan profesionalisme harus menjadi bagian dari budaya organisasi. Ketiga, manajer organisasi perlu memimpin dengan memberi contoh nyata, sehingga perilaku pemimpin menjadi teladan bagi seluruh anggota organisasi.
Penyimpangan perilaku organisasi pendidikan tidak hanya merugikan internal institusi, tetapi juga masyarakat yang menjadi penerima layanan pendidikan. Oleh karena itu, keberanian untuk melakukan perubahan dan pembenahan dalam tata kelola organisasi menjadi langkah penting untuk mewujudkan institusi pendidikan yang berintegritas dan berkualitas.
Penyebab Penyimpangan Perilaku :
• Kultur Organisasi yang Buruk: Ketika budaya organisasi tidak mendukung keterbukaan dan komunikasi, individu mungkin merasa stres dan cenderung melakukan penyimpangan.
• Kurangnya Kepemimpinan yang Efektif: Pemimpin yang tidak mampu memberikan arahan yang jelas atau tidak memberikan contoh yang baik dapat menyebabkan anggota tim kehilangan motivasi dan integritas.
• Faktor Eksternal: Tekanan dari luar, seperti persaingan di pasar atau perubahan regulasi, dapat memicu individu menyimpang dari norma yang ada demi mencapai tujuan yang lebih besar.
Dampak Penyerapan Perilaku:
- Kerugian Reputasi: Penyimpangan perilaku dapat merusak citra organisasi dan mengurangi kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis.
- Menurunkan Moral Karyawan: Ketika penyimpangan dibiarkan, hal ini bisa menurunkan semangat kerja karyawan yang merasa bahwa perilaku buruk tidak ditanggapi dengan serius.
- Konflik Internal: Penyimpangan dapat menyebabkan ketegangan antar karyawan, menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat
Solusi untuk Mengatasi Penyimpangan :
* Membangun Kultur Positif: Organisasi perlu mengembangkan kultur yang menghargai integritas, komunikasi terbuka, dan kolaborasi.
* Pelatihan dan Pengembangan: Memberikan pelatihan yang fokus pada etika dan perilaku profesional dapat membantu karyawan memahami pentingnya perilaku yang sesuai.
* Penegakan Aturan: menyetujui adanya konsekuensi yang jelas bagi penyimpangan perilaku dapat mendorong karyawan untuk mematuhi norma yang ada.
Kesimpulan :
Penyimpangan perilaku organisasi adalah isu yang kompleks dan multifaset. Dengan memahami penyebab dan dampaknya, serta menerapkan langkah-langkah yang tepat, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif. Membangun budaya yang positif dan mendukung adalah kunci untuk mencegah penyimpangan dan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Nama Kelompok :
Thofan Jihadullah Al Atiq (2386110041)
Puja Kusuma Wati (2386110064)
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Adolf Bastian, S.Pd.,M.Pd
Marta Dinata,S.Si.,MS,I
Posting Komentar